Dorongan dan panggilan membantu sesama yang membutuhkan sesuai dengan kemampuan dan talenta yang kita miliki.
Oleh: Narni Wang, S.Kom (www.itministry.org)
(Galatia 6:2 Hendaklah kalian saling membantu menanggung beban orang, supaya dengan demikian kalian mentaati perintah Kristus. (BIS))
Kemajuan, perkembangan dan keterlibatan ICT terus berkembang sejak ditemukannya berbagai jenis teknologi yang mengarah kepada lahirnya ICT khususnya dunia Internet. Semakin sering pula kita membaca bagaimana kemajuan ICT ini memberikan dampak positif maupun efek negatif. Dalam hal ini, fokus kita adalah pada dampak positif teknologi sebagai alat untuk mendorong, membantu dan memberikan peluang-peluang di dunia bisnis, kesehatan dan pendidikan maupun dibidang lain. Dalam skala besar dan kecil sudah tidak dapat dipungkiri hal-hal positif dengan adanya kemampuan dan penguasaaan skill IT bagi kemajuan positif manusia dalam melakukan pekerjaannya. Bagaimana respon anak-anak Tuhan akan hal ini dan sejauhmana hal positif ini dapat kita ambil dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk mendukung penyataan iman dan kasih Kristus di dunia? Jika kita lihat di Kejadian 4:22 Zila juga melahirkan anak, yakni Tubal-Kain, bapa semua tukang tembaga dan tukang besi. Saya percaya adanya professional di bidang tembaga dan besi ini memberikan kontribusi pada pembuatan bahtera Nuh dan tools yang diperlukan dan dibutuhkan dalam perkembangan sejarah kehidupan orang Israel di PL hingga berdampak hingga saat ini.
Jika saat ini kita hidup di zaman ICT, sejauhmana kemajuan ICT dapat menjadi salah satu potensi dan peluang bagi penyebaran Injil dan kasih Allah? Apa yang akan dilakukan oleh para pelayan Allah jika dunia ICT sudah ada sejak zaman Abraham, Musa, Yosua, Daud, Nehemia hingga zaman para Rasul-Rasul dalam hal semangat mengabarkan Injil dan kasih Allah yang holistik? Apakah mereka akan mempergunakan ICT juga? Apakah Allah berkenan mempergunakan ICT dalam rencanaNya didunia ini? Jika anda adalah salah satu profesional ICT yang diperlukan di zaman itu, apa ide yang akan anda paparkan dan bagaimana kontribusi anda dalam rangka menjadi bagian dari tim pelayan Allah?
Kita manusia adalah ciptaan Allah yang sempurna dan dicipta dengan segala potensi berfikir dan kreatifitas yang sangat tinggi. Dia juga rindu supaya kita secara aktif mencari kehendakNya dan terus menerus bertumbuh dalam segala arah dan untuk makin mengenal dan memuliakan Dia di bumi ini. Kita dipanggil untuk bersama menjadi rekan sekerja Allah, berpartner dengan saudara-saudara kita melakukan pekerjaan besar . Jika kita bisa dan terus bergerak aktif dan berbagian dalam pekerjaanNya dan rencanaNya, itu semata-mata oleh anugrahNya, oleh pimpinan Roh Kudus yang terus menerus menguatkan, mengingatkan, menegur, membangun dan mendorong kita untuk bergerak maju, tidak diam ditempat atau bahkan mundur dan menjauh dari tujuan dan sasaran yang Allah maksudkan bagi hidup kita di dunia ini. Apakah kita mau peka dan berani menantang hidup kita: saat ini saya berjalan dimana dan mau kemana? Saat ini apa yang membuat kita terus maju dan apa yang saat ini membuat kita menjadi tawar hati, tidak berdaya dan mundur masuk ke dalam jalur jalan hidup yang menjauh dari panggilan dan jalan Allah?
IT Ministry terpanggil untuk menjadi bagian dari rencana Allah yang aktif, belajar dan terus bertumbuh dalam mengerti panggilan dan tanggung jawab akan tujuan Allah menciptakan kita semua, khususnya yang diberikan anugerah kemampuan, pengalaman, ketrampilan, kecintaan dan kesukaan di bidang ICT. Saya percaya jika kita diberikan gift dari Tuhan sekecil apapun juga bentuknya, kita bertanggung jawab kepada Allah untuk mengupayakan yang terbaik sehingga gift tersebut tidak hilang atau diambil kembali seperti perumpaan talenta di Matius 25:14-30 . Kita juga perlu peka pada saat dan waktu yang diperlukan untuk terlibat dalam pekerjaanNya. (Dalam kisah Nuh, pembuatan Bahtera dimungkinkan dengan sudah adanya ahli dibidang besi Kejadian 4:2a, 1 Raja-Raja 5 : 5-6 – Salomo membutuhakan skill orang Sidon yang pandai menebang pohon untuk keperluan membangun bait Allah. Keterlibatan berbagai jenis profesi atau keahlian untuk membangun bait Allah, Kitab Nehemia, dimana berbagai profesi terpanggil untuk mengunakan potensi dan keahliannya yang multi talented untuk membangun kembali tembok Yerusalem)
Pada waktu kita diminta untuk mengusahakan kepercayaan dan gift (talenta) dari perumpamaan tersebut, saya percaya hal tersebut memerlukan tindakan aktif dan mindset positif serta anugerah Tuhan dalam mengusahkan sehingga berhasil dan mendapat pujian dari Allah. Dalam kisah tentang Talenta di Matius 25, Tuhan mengetahui masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda, ada yang mampu 1 talenta, ada yang 5 dan ada yang 10 talenta. Tuhan juga mengetahui kemampuan masing-masing dalam mengusahakannya. Masalahnya, apakah jika kita diberikan 10 talenta, seberapa kita mau mengusahakannya menjadi 1, 4, 5 atau 10 kali lipat? Sejauh mana kita memiliki semangat untuk kreatif dan mencari peluang untuk terus tanpa jerih lelah bertanggung jawab.
Tidak diceritakan dalam perumpamaan talenta bagaimana cara dan seberapa lama talenta tersebut diupayakan, tetapi 3 orang yang menerima diberikan kesempatan yang sama untuk mengupayakan secara maksimal tanggung jawab yang telah diberikan. Perumpaan talenta adalah salah satu perumpamaan tentang tanggung jawab dan bukan hanya semata-mata tentang jenis talenta atau seberapa banyak talenta yang dimiliki. [1] Kita tidak dituntut oleh Tuhan untuk mampu menyelesaikan masalah seorang diri, tetapi yang dibutuhkan adalah semangat untuk saling membantu dan mencari celah bagaimana agar kita dapat meringankan beban saudara kita. Pada akhirnya, yang terpenting adalah kasih kita yang kita nyatakan kepada orang lain, perhatian dan pertolongan yang kita berikan sesuai dengan kemampuan dan talenta kita. (Kisah Para Rasul 9:39 Dorkas bersedia mengunakan professional skill dia menyatakan kasih Allah kepada masyrakat miskin, Kisah Para Rasul 18:3 Priskila dan Aquila yang memiliki skill profesi yang sama dengan Paulus, bersama-sama turut melayani dan mendukung penyebaran injil.).
Dengan segala kesadaran dan kenyataan ini, maka ITM terpanggil untuk berusaha menyatakan kasih dan damai dibumi dan menjadi terang atau contoh bagi anak-anak Tuhan, khususnya para profesonal IT untuk berbagian tanggung jawab atas talenta kita. IT adalah bidang kita dan jika ada kebutuhan dibidang ini dan kita tahu dan menyadari bahwa sedikit banyak kita bisa mengusahakannya, apakah kita akan diam saja? Apakah kita akan berasionalisasi dengan segala persyaratan dan kompleksitas dunia IT dan penerapan dunia IT bagi mereka yang langsung atau tidak langsung bersinggungan dengan IT? Ya, kita pasti gentar dan harus cerdas dalam memikirkan solusi-solusi IT yang tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi kebutuhan, secara profesional kita perlu memperhitungkannya. Tetapi kita sebagai anak Tuhan percaya bahwa jika kita melihat , mendengar dan mengetahui adanya kebutuhan dibidang IT, kita perlu mencari cara dan bersemangat untuk mengusahakannya. Saya percaya itu semua terjadi bukan secara kebetulan dan kita tidak bisa menutup mata dan kuping kita terhadap hal tersebut. Kita perlu beriman bahwa jika ada kesempatan untuk berkontribusi, pasti Tuhan juga akan menyertai dan memperlengkapi dan menolong kita. Seperti orang Israel diminta Allah untuk keluar dari mesir dengan menuntun mereka pada tiang awan dan tiang api, saya percaya Tuhan juga pasti akan menyertai jika Tuhan memanggil dan kita terpanggil untuk taat kepada panggilanNya (Keluaran 14:19-22, Bilangan 14:13-14, Nehemia 9:12).
Dengan semangat dan dasar pemikiran ini, maka IT Ministry rindu bisa memberikan dukungan, perhatian dan kasih kepada anak-anak SD- SMP-SMA yang tinggal di asrama PIBI Singkawang dan masyarakat miskin perkotaan di Jakarta (Mangga Ubi dan Sungai Tiram). IT Ministry menyadari bahwa segala pekerjaan Allah harus dilakukan bersama-sama dan saling mendukung dari berbagai bidang. Seperti layaknya jemaat mula-mula, mereka bersama-sama devoted dalam pengajaran, persekutuan, doa dan berbagi dan membantu bagi saudara-saudara mereka yang membutuhkan Kis 2:42-47. Mari kita bersama-sama bekerja bersama dengan semangat mengusahakan dengan sekuat tenaga kita dan meminta hikmat dan kekuatan dari Tuhan untuk memampukan kita melakukan pekerjaanNya. Marilah kita menyadari bahwa kita terpanggil untuk mengusahakannya bersama-sama karena kita menyadari talenta dan kemampuan kita adalah datangnya dari Allah dan itu bukan kepunyaan kita sendiri. Marilah kita tergerak oleh karena belas kasihan kepada orang-orang yang membutuhkannya seperti contoh dari Kristus tergerak untuk memberi makan 5.000 orang yang telah mendengar kotbahNya dan dari teladan jemaat mulah-mula dalam membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan mereka. (1Jo 3:17 Kalau seorang yang berkecukupan melihat saudaranya berkekurangan, tetapi tidak mau menolong saudaranya itu, bagaimana orang itu dapat mengatakan bahwa ia mengasihi Allah? )
Saya menyadari bahwa tidak mudah IT bisa langsung dirasakan manfaatnya bagi orang-orang yang membutuhkan kebutuhan hidup utama mereka seperti makanan, minuman, rumah, air bersih, listrik, kesehatan, dll. IT tidak bisa serta-merta membuat mereka kenyang, memiliki rumah dan berbadan sehat, tetapi saya melihat ada peluang kita memberikan mereka kail agar suatu saat bisa mengunakannya untuk lebih mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka. Saya melihat ada kesempatan kita bisa membukakan wawasan, mendorong dan memberikan semangat melalui multimedia Saya melihat ada kesempatan bagi kita mengajarkan masyarakat yang tidak mampu utnuk mengetahui hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara sehingga mereka tidak menjadi bulan-bulan dan terus bodoh bahkan sengaja dibodohkan oleh masyarakat yang lebih mampu atau lebih pintar. Kita bisa memberikan kemudahan access informasi melalui HP, rumah informasi masyarakat, memberikan saluran agar suara dan pendapat mereka didengar. Saya melihat ada peluang dan kesempatan kita membantu mereka untuk dapat memanfaatkan sumber-sumber informasi untuk mendapatkan peluang kerja yang dibutuhkan dimasyarakat, informasi dan resources sumber belajar audio, video dan cetak dari internet, informasi prosedur untuk mengurus kartu kesehatan, kartu belajar, pengurusan kartu keluarga dan kependudukan. Ada peluang kita memberikan bimbingan dan pelatihan untuk mereka dapat menguasai suatu ilmu dan skill melalui jalur belajar informal yang dibantu oleh IT, dan masih banyak lagi ide-ide yang dapat digali dari peluang dan kondisi yang terjadi jika di-mappingkan dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini agar tepat sasaran, tepat guna dan tepat kebutuhan masing-masing kelompok masyarakat yang ada di Indonesia dan dunia. Saya percaya, ide dari kemajuan teknologi didorong oleh kondisi dan kebutuhan yang terjadi pada manusia. Sebagai contoh, mengapa ditemukan mesin cetak? Mengapa ditemukan komputer? Mengapa ditemukan Internet? Mengapa ditemukan telephone dan lain-lainnya. Itu semata-mata didasari karena manusia perlu dibantu dengan alat yang dapat menolong manusia tersebut melakukan sesuatu dan keluar dari masalah yang mereka hadapi seperti kesulitan untuk menyebarkan informasi secara massal baik yang secara geografis berdekatan, bahkan yang sampai ke seluruh dunia . Perlu dipikirkan bagaimana dapat membantu, menolong dan memberikan kemudahan bagi manusia untuk berkomunikasi secara tertulis, suara, dan gabungannya.
Kesimpulannya, bahwa IT dapat digali untuk memaksimalkan potensi-potensinya, dan anak-anak Tuhan dapat melakukan dan mengusahakan bagaimana IT dapat memberi kesempatan yang lebih baik kepada banyak orang, bisa membantu kebutuhan yang ada di masyarakat dalam banyak hal baik pendidikan, kesehatan maupun ekonomi masyarakat. Ada dampak dan perbedaan dari adanya bantuan ICT dan tidak baik secara langsung maupun tidak langsung yang akan membantu membangun kerajaan Allah di bumi. Kondisi adanya gap yang miskin akses, miskin literasi, miskin infrastructure, miskin dana untuk belajar dll dapat sedikit banyak dibantu dan pada akhirnya IT pun dapat berkembang untuk menemukan solusi-solusi yang dibutuhkan masyarakat secara kreatif, apapun kondisi mereka.
Kemiskinan akan selalu ada sejak jaman PL, PB dan saat ini. Pertanyaannya mengapa hal tersebut “akan selalu ada”? Apakah Allah sengaja memperlihatkan hal ini kepada anak-anakNya dan mereka ada untuk hanya jadi “bagian” dari statistik kondisi dan pembangunan suatu bangsa dan dunia? Apakah kita perlu belajar mengerti dan mencoba mengintegrasikan iman, ilmu, pengalaman dan kondisi real yang terjadi di masyarakat kita saat ini? Apakah kita bersedia belajar bagaimana mengusahakan yang terbaik yang dapat kita lakukan sesuai dengan kemampuan maksimal potensi kita bersama melalui berjejaring dengan saudara-saudara kita? Apakah kita siap menjawab, “ Tuhan , inilah aku, pakailah aku sesuai dengan gift yang telah Engkau berikan dan terimalah ucapan terima kasih ku kepadaMu melalui pelayanan skill professional yang aku miliki saat ini”. Amin.
**********
Incentive and calling to help our neighbors who are in need, according to the abilities and talents we have.
by: Narni Wang
(Galatians 6:2 Share each other’s troubles and problems, and in this way obey the law of Christ.(NLT))
Advances, developments and the involvement of ICT [Information and Communication Technology] have continued to flourish ever since various technological discoveries led to the birth of ICT, especially the world of the internet. Increasingly we read about advances in ICT which yield both positive and negative effects. In this respect, we want to focus on the positive effects of technology which act to encourage, assist and open up opportunities in the spheres of business, health, education and other fields. From both large and small scale perspectives, it can no longer be denied that there are positive aspects of IT skills and competence with respect to the positive advance of mankind in accomplishing our work.
What is the response of believers to these advances? And how far can we go to take and utilize all the positive aspects to support an expression of faith and love for Christ in our world? In Genesis 4:22 we read: “To Lamech’s other wife, Zillah, was born Tubal-cain. He was the first to work with metal, forging instruments of bronze and iron.”
I believe that because people developed professional skills in working bronze and iron, later those skills were available for the construction of Noah’s ark. And the tools needed as the people of Israel developed their culture in Old Testament times have had continuing influence even today.
Since we are living in the ICT age, how can the advances in ICT be turned into potential and opportunity for the spread of the Gospel and the love of God? What might have been accomplished by God’s servants if the world of ICT had been available to Abraham, Moses, Joshua, David, Nehemiah, up to the Apostles? What might ICT have contributed to their enthusiasm for a holistic telling of the Gospel and the love of God? Would they also have used ICT? Is God pleased to use ICT in His plans in today’s world? If you are an ICT professional who is needed in today’s world, what ideas will you create? What will be your contribution as part of the team of God’s servants?
We humans are God’s perfectly created creatures, created with every potential for thinking and with high creativity as well. He longs for us to actively seek His will, and to continually grow in all dimensons, and to more and more know and glorify Him on this earth. We have been called to collectively be God’s partners in work, and to partner with our brothers and sisters to accomplish great works. If we can do that, and actively participate in His works and plans, it will be due to His grace. It will be due to the leading of the Holy Spirit who continually strengthens, reminds, rebukes, builds up and encourages us to move forward. It is His Spirit who keeps us from standing still or going backward away from the objectives and goals that God has for our lives in this world. Are we willing to be sensitive to His working, and bold to accept the challenges that life brings us? At this moment, where am I headed? Where to I want to go? What keeps us moving ahead, or what is now making us lukewarm, fatigued, retreating into living in a rut which is far from God’s way and calling?
The IT Ministry has been summoned to become part of God’s active plan and to study and continually grow in our understanding and responsibility for God’s purpose in creating all of us. We have been given grace through our capabilities, experiences, skills, and love and enjoyment of the ICT field. I believe that if the Lord has given us a gift, no matter how small, we are responsible to God for attempting our best so that His gift will not be lost, or taken from us (as in the Parable of the Talents in Matthew 25:14-30).
We also need to be aware of our times, and the time we must expend to be involved in His work. (In the story of Noah, the construction of the Ark was possible because there were already experts in working iron [Genesis 4:2a]. 1 Kings 5:5-6: Solomon needed the skills of Sidonians who were skilled at felling trees which were used to build God’s Temple. Various professions and expertise were involved in building the Temple. In the book of Nehemiah, we read of the various professions who were called to utilize their multi-talented potential and expertise to rebuild the wall of Jerusalem.)
When we are asked to make use of the trust and gifts (talents) in the Parable, I believe this will require our active effort and a positive mindset, together with the grace of the Lord so that we will achieve success as well as praise from God.
In the Parable of the Talents in Matthew 25, the Lord knows that each person possesses different capabilities: there is one person with one talent, another has five, and another has ten talents. The Lord also knows each person’s capacity to put the their talents to work. The problem is, if we have been given ten talents, how willing are we to attempt to produce one, four, five or ten times more again? How much creative enthusiasm do we have to continue to seek out opportunities to be responsible with what we have, without giving in to fatigue?
This Parable of the Talents does not tell us in what way or how long it took to invest the talents, however the three individuals were each given the same opportunity to try their hardest with the responsibility entrusted to them. This parable is one of the stories which concerns responsibility; it is not concerned with either the kind or number of talents a person possesses. The Lord does not require us to be able to overcome a problem on our own. What He requires is enthusiasm for helping each other, and for discovering a way to lighten our brother’s load. In the end, what is important is our love which is manifested to others, and the attention and assistance we give in accordance with our abilities and our talents. (Acts 9:39 Dorcas was eager to use her professional skills to manifest God’s love to the poor. Acts 18:3 Priscilla and Aquila possessed skills in the same profession as Paul; they ministered together and supported the spread of the Gospel.)
In view of all this, the IT Ministry (ITM) has been called to express love and peace on earth, and to be a light (example) for the Lord’s children, especially for IT professionals, so that we share our responsibilities and talents. IT is our field of work, and if there are needs in this field, and if we know of them and realize that some of us could address those needs, then how can we remain silent? Will we just rationalize not getting involved because of all the requirements and complexities of applying IT solutions for people who are directly or indirectly related to IT functions? Yes, we will certainly tremble at the challenges, and we must be wise in thinking about IT solutions that hit the mark of their conditions and needs. As professionals we need to count the costs. But as children of God, we need to trust that when we see, hear and know of needs in the field of IT, we then need to find ways, and the enthusiasm, to address those needs. I’m confident that it’s not an accident that we’re in this position now. We cannot close our eyes and ears to the needs. We must have faith that when there are opportunities to make a contribution, God will certainly be with us, meet our needs, and assist us. Just as God summoned the people of Israel to leave Egypt, and led them with a pillar of cloud and a pillar of fire, I believe the Lord will also accompany us when He calls us. Our calling is to obey Him. (Exodus 14:19-22, Numbers 14:13-14, Nehemiah 9:12)
Based on this understanding and spirit, the IT Ministry desires to give support, concern and love to the students in the PIBI Singkawang school dormitories (elementary, middle and senior high). We also desire to serve poor people living in Jakarta in the Mangga Ubi and Sungai Tiram areas.
This IT Ministry is aware that any work done for God must be accomplished together, supporting each other according to each of our areas of specialty. We view unity as important just as the beginning congregations of the New Testament church: they were devoted to teaching, fellowship, prayer and sharing with each other, helping the brothers and sisters who were in need (Acts 2:42-47). Let us work vigorously together, putting all our strength into our efforts, and asking God for wisdom and strength to enable us to accomplish His work. Let us realize that we have been called to attempt this together, because we know that our talents and abilities are from God and not something which belongs to us. Let us be touched by compassion for those in need, as Christ was moved to provide food for 5,000 people who had listened to His sermon. Let us follow the example of the early congregations in helping people who needed their assistance. (1 John 3:17: “… if anyone has enough money to live well and sees a brother or sister in need and refuses to help — how can God’s love be in that person?” NLT)
I know that the benefits of IT will not be immediately appreciated by people who still lack primary necessities—food, drink, houses, clean water, electricity, health, etc. IT alone will not fill their stomachs, provide houses, or make them well and strong, but I see opportunities for us to give them a “fishhook” so that one day they can use it to help meet these basic needs. I see opportunities for us to expand their horizons, to lend fervor and enthusiasm via multimedia. There are also opportunities for us to teach people who are less fortunate about their rights and duties as citizens. In this way they will not be just objects, continuing to be unaware of or made oblivious to their potential and taken advantage of by those who are better off or better educated. We can provide access to information via cell phone and neighborhood information centers, thus providing channels for them to speak and have their opinions heard.
I see opportunities for us to help people use information resources to discover opportunities for them to make a living. Information and resources on the internet can be made accessible through audio, video and print media. There are internet resources which explain the procedures for obtaining a card for health care, for schooling, and for registering one’s family for purposes of census and public elections. We have opportunity to give training and guidance so people can acquire knowledge and skills using informal, IT-assisted learning tracks. There are many other ideas we can discover as we mine opportunites made available by today’s advances in information technology and communications. These means can be used to develop applications which are appropriate, which match the users and meet the needs of groups of people in Indonesia and around the world.
I’m confident that human needs and conditions drive the discovery of new ideas based on technological advances. For example, why was the typewriter invented? Why was the computer invented? Why was the internet developed? Why telephones and other discoveries? Clearly, they were developed by people who needed devices to assist them. Those devices lifted people out of their difficulties—such as the need for mass spread of information to local and distant destinations. We need to think about how we can help, assist, and facilitate people to communicate in writing, orally, and via a combination of media.
In conclusion, IT can be mined to maximize its potential. And God’s children can do this to discover how IT can provide better options to many people. We can help people meet their needs—of education, health, or livelihood. There are both direct and indirect consequences for the building of God’s Kingdom on earth depending on whether ICT helps are made available or not. Gaps in access for the poor, for illiterate people, for those lacking infrastructure, for people lacking money for schooling can be bridged and addressed by ICT. As ICT develops further, creative solutions will be discovered to meet people’s needs, whatever their condition.
Poverty is a present condition—both in Old Testament and New Testament times, and even today. We must ask, “Why is there always poverty?” Has God intentionally shown His children this truth for a reason, or has He placed us here only to be a part of the reported “statistics” of national or global development? Do we need to learn to integrate our faith with science and experience in the real conditions we find ourselves in today? Are we prepared to learn and to try our best, in accord with our maximum potential and capabilities? Are we prepared to network with our brothers and sisters? Are we ready to answer, “Lord, here I am. Use me according to the gifts You have given me. And receive my gratitude expressed through the use of my present professional skills as I serve others. Amen.”